Budaya, Kreativitas dan Inovasi

Budaya Organisasi 
Budaya berasal dari bahasa latin “ Colere “ yang artinya mengolah atau mengerjakan, kemudian dalam bahasa inggris disebut “Culture” yang artinya cara atau pola hidup masyarakat
Secara Terminologis budaya : adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab.

Pengertian budaya organisasi 
Budaya organisasi adalah sebuah ide dalam bidang studi organisasi dan manajemen yang menggambarkan psikologi, sikap, pengalaman, keyakinan dan nilai-nilai (dan budaya nilai-nilai pribadi) dari sebuah organisasi.Telah didefinisikan sebagai “kumpulan spesifik nilai-nilai dan norma yang dimiliki oleh orang dan kelompok dalam sebuah organisasi dan kontrol yang cara mereka berinteraksi satu sama lain dan dengan pemangku kepentingan di luar organisasi. “ .

 

·          Sistem bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.

·          Contoh budaya organisasi

·         Tingkat kedisiplinan

·         Pola kerja


Langkah- langkah untuk memperkuat budaya organisasi
1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi
3. Memberikan contoh atau teladan
4. Membuat acara-acara rutinitas
5. Memberikan penilaian dan penghargaan
6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal
7. Koordinasi dan kontrol

Fungsi budaya organisasi 
Batas : Budaya menciptakan perbedaaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain
Identitas : Budaya membawa suatu identitas bagi anggota – anggota dalam organisasi 
Komitmen : Budaya memfalisitasi timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu atau pribadi
Stabilitas : Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi dengan memberikan standar –standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan

Tipologi budaya organisasi


Pengertian Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981:1-3). 
Tipologi budaya organisasi bertujuan untuk menunjukkan aneka budaya organisasi yang mungkin ada di realitas, Tipologi budaya organisasi dapat diturunkan dari tipologi organisasi misalnya dengan membagi tipe organisasi dengan membuat tabulasi silang antara jenis kekuasaan dengan jenis keterlibatan individu di dalam organisasi. 

Beberapa metode telah digunakan untuk mengklasifikasikan budaya organisasi.Ada yang dijelaskan di bawah ini: 
Hofstede (1980) menunjukkan bahwa ada budaya nasional dan regional kelompok yang mempengaruhi perilaku organisasi. Hofstede mencari perbedaan nasional antara lebih dari 100.000 karyawan IBM di berbagai belahan dunia, dalam upaya untuk menemukan aspek budaya yang mungkin mempengaruhi perilaku bisnis.

 

Jenis kekuasaan dan keterlibatan individu dalam organisasi dibagi menjadi :
1. Koersif 
2. Remuneratif 
3. Normatif 

Kreatifitas Individu dan Team

Kreativitas  merupakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru.  Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusai, yaitu kebutuhan akan pewujudan diri ( aktualisasi diri ) dan merupakan kebetuhan paling tinggi bagi manusia ( maslow, dalam munandar, 2009 ). Pada dasarnya setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif, kreativitas dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat ( munandar, 2009 ). Kreativitas team merupakan pikiran dari para anggota untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk kemajuan kelompok atau organisasi.

 

Proses Inovasi 

 

 Menurut David Neeleman (Pendiri dan CEO JetBlue),

Inovasi merupakan proses berupaya mencari cara untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik daripada sebelumnya.

Menurut Ibrahim (1989),

Inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).

Menurut Amabile et al. (1996),

Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru.

 

Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang.

 

Sumber :

·         http://en.wikipedia.org/wiki/Nonprofit_organization

·         http://en.wikipedia.org/wiki/Organizational_culture

·         http://farid-silentheart.blogspot.com/2011/03/budaya-organisasi.html

·         http://deanrenanda.blogspot.com/2012/06/pengaruh-tekhnologi-terhadao.html

·         http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091201215106AAGz7bI

Perubahan dan Perkembangan Organisasi

Pada  dasarnya  setiap  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  setiap  individu  ataupun  kelompok  pasti  akan  mengalami  perubahan  dan  perkembangan  seiring  berjalannya  waktu,  begitu  pula  dengan  organisasi.  Dalam  hal  ini  saya  hendak  menjelaskan  tentang  perubahan  dan  perkembangan  yang  dialami  dalam  organisasi,  beserta  hal-hal  yang  terkait.

Pengertian  Perubahan  dan  Perkembangan

Definisi  perubahan  menurut  para  ahli:

#   NENI  NURMAYANTI  HUSANAH

Perubahan  merupakan  sesuatu  yang  unik  karena  perubahan-perubahan  yang terjadi  dalam  berbagai  kehidupan  itu  berbeda-beda  dan  tidak  bias  disamakan, walaupun  memmiliki  beberapa  persamaan  dalam  prosesnya.

#   BRIAN  CLEGG

Perubahan  merupakan  suatu  kekuatan  yang  sangat  hebat,  yang  dapat memotivasi  atau  mendemotivasi.

#   A.B  SUSANTO

Perubahan  adalah  keniscayaan  yang  menyertai  kehidupan,  dapat  terjadi dimana saja,  kapan  saja,  dan  menimpa  siapa saja.

#   VINCENT  GASPERS

Perubahan  adalah  bagian  terbesar  dari  kenyataan  bisnis.

#   JANE  FLAGELLO

Perubahan  adalah  pertumbuhan,  perubahan  adalah  kesempatan,  dan  perubahan adalah  peningkatan  potensi.

#   CATEORA  (MGH)

Perubahan  adalah  hasil  suatu  masyarakat  yang  mencari  cara  memecahkan masalah  yang  diciptakan  oleh  perubahan  dalam  lingkungannya.

#   RUSSEL  SWANBURG

Perubahan  merupakan  kunci  inovasi  dan  kunci  yang  akan  datang,  yang dasarnya  adalah  teori  perubahan.

#   RAMLAN  S

Perubahan  merupakan  hasil  interaksi  kepentingan  yang  secara  ketat  dikontrol, bahkan  ditentukan  oleh  posisi  sosial  atau  kondisi  materiil  elit  yang  terlibat.

Definisi  perkembangan  menurut  para  ahli:

Perkembangan  merupakan  serangkaian  perubahan  progresif  yang  terjadi  sebagai  akibat  dari proses  kematangan  dan  pengalaman  dan  terdiri  atas  serangkaian  perubahan  yang  bersifat kualitatif  dan  kuantitatif  ( E.B. Harlock ).  Dimaksudkan  bahwa  perkembangan  merupakan proses  perubahan  individu  yang  terjadi  dari  kematangan  (kemampuan  seseorang  sesuai  usia  normal)  dan  pengalaman  yang  merupakan  interaksi  antara  individu  dengan  lingkungan  sekitar  yang  menyebabkan  perubahan  kualitatif  dan  kuantitatif  ( dapat  diukur) yang  menyebabkan  perubahan  pada  diri  individu  tersebut.

Perkembangan  mengandung  makna  adanya  pemunculan  sifat-sifat  yang  baru,  yang  berbeda dari  sebelumnya  ( Kasiram, 1983 : 23),  menandung  arti  bahwa  perkembangan  merupakan peubahan  sifat  individu  menuju  kesempurnaan  yang  merupakan  penyempurnaan  dari  sifat-sifat  sebelumnya.

Langkah-langkah Perubahan Organisasi

 

Perubahan organisasi merupakan perubahan yang berkaitan dengan pengembangan, perbaikan, maupun penyesuaian yang meliputi struktur, teknologi, metode kerja maupun sistem manajemen suatu organisasi. suatu organisasi tidak harus melaksanakan suatu perubahan. Hal ini merupakan suatu strategi untuk memenuhi beberapa keseluruhan tujuan dari suatu organisasi.Langkah tersebut terdiri dari :

a. Mengadakan Pengkajian
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif. 
 

b. Mengadakan Identifikasi
Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.

c. Menetapkan Perubahan
Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.

d. Menentukan Strategi
Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.

e. Melakukan Evaluasi
Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif. 

Perencanaan Strategi Pengembangan Organisasi

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat dgunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan mengubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan

Implikasi Manajerial

Sebab yang terjadi karena adanya perubahan dan pengembangan organisasi adalah sebuah organisasi tersebut akan mengalami peningkatan baik dalam kinerja maupun hal lainnya, organisasi tersebut juga tidak akan diam/stuck di dalam suatu posisi melainkan terus berkembang semakin hari.

Sumber :

  1. http://ruslanberbagi.blogspot.com/2013/01/perubahan-dan-perkembangan-organisasi.html
  2. http://romynited.blogspot.com/2013/04/perubahan-dan-pengembangan-organisasi.html
  3. http://zhaxiann.blogspot.com/2013/04/perubahan-dan-pengembangan-organisasi.html
  4. http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_strategis

Desain dan Struktur Organisasi

Kata “organisasi” mempunyai dua pengertian umum.pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional ,seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah,atau suatu perkumpulan olahraga.pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dimana kegiatan organisasi di alokasiakn dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.

Dimensi Struktur organisasi:

  1. Formalisasi. Menunjuk kepada luasnya pengharapan berkenaan dengan maksud dan tujuan pekerjaan ditetapkan, ditulis dan diselenggarakan.
  2. Sentralisasi. Menunjuk kepada tempat wewenang pengambilan keputusan di dalam hirakhi organisasi.
  3. Kompleksitas. Adalah akibat perkembangan langsung pembagian kerja dan penciptaan departemen-departemen.

Pengertian Departementalisasi
       Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa – numeral
9. Proyek atau matriks

1.  Departementalisasi Fungsional
              Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
3 . Departementalisasi Divisional
              Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.
Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi.
Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.

 

Model-model desain organisasi

Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputu­san dan besaran satuan kerja.

Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.

1. Desain Organisasi Mekanistik.

  • Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
  • Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
  • Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
  • Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
  • Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
  • Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
  • Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.

2. Desain Orgranisasi Orgranik.

  • Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
  • Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
  • Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
  • Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
  • Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
  • Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
  • Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.

 

Sumber :

  1. http://pisses-blogku.blogspot.com/2010/12/departementalisasi-dan-perorganisasian.html
  2. Raitosun.blogspot.com/2012/03/model-desain-organisasi.html

Arti penting komunikasi dalam organisasi

A.     PENGERTIAN KOMUNIKASI

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam definisinya secara khusus mengenai komunikasi itu sendiri menurut Hovland adalah “proses mengubah perilaku orang lain”.

Komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi.Berikut ini adalah beberapa definisi serta penjelasan mengenai komunikasi menurut beberapa ahli:

# PALO ALTO
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. PALO ALTO sangat percaya bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi

# HIMSTREET & BATY
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal, maupun perilaku atau tindakan

# LASWELL
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa

# THEODORSON & THEDORSON
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol

# WILLIAM ALBIG
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan

# CHARLES H. COOLEY
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu

B . JENIS DAN PROSES KOMUNIKASI

KOMUNIKASI INTERNAL
Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen].
Dua dimensi komunikasi internal :
1. KOMUNIKASI VERTIKAL
Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication].
” Downward Communication “ komunikasi atas ke bawah. Contoh pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.
” Upward communication ”dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan
2 . KOMUNIKASI HORISONTAL
komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja ! employee relation dan sering timbul rumours, grapevine, gossip.
3. KOMUNIKASI DIAGONAL [CROSS COMMUNICATION]
Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
4 . KOMUNIKASI EKSTERNAL
Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak audience di luar organisasi.

 

C.       KOMUNIKASI EFEKTIF

 

Komunikasi efektif tergantung pada kemampuannya menjawab dan mengantisipasi perubahan lingkungan luar organisasi sesuai dengan perkembangan internal organisasi itu sendiri. Di samping itu dalam komunikasi didasari beberapa perspektif dalam pengembangannya sehingga berperanan penting dalam organisasi.

Di dalam kelompok/organisasi terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi timbal balik, untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses dari suatu keinginan masing-masing individu untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Kehidupan organisasi tidak mungkin dipisahkan dari komunikasi efektif. Komunikasi efektif tergantung pada kemampuannya menjawab dan mengantisipasi perubahan lingkungan luar organisasi sesuai dengan perkembangan internal organisasi itu sendiri. Di samping itu dalam komunikasi didasari beberapa perspektif dalam pengembangannya sehingga berperanan penting dalam organisasi.

 

Sumber :

1  . http://dhogerz.wordpress.com/2010/10/21/komunikasi-dalam-organisasi/contoh

2  . http://cakra01.blogspot.com/2012/10/arti-penting-komunikasi-dalam_6826.html

KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan . Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu.

Teori Kepemimpinan

    Teori Genetie -> bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin

    Teori Sosial -> Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made and not born”. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

    Teori Ekologis -> Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

Tipologi Kepemimpinan

Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).

1. Tipe Otokratis.

Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2. Tipe Militeristis

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistis.

Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Karismatik.

Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.

5. Tipe Demokratis.

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan

faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu : • Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya • Kematangan dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang • Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan • Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.

Sumber :

  1. http://subektiprayogi.wordpress.com/2011/09/29/makalah-arti-penting-kepemimpinan-dalam-berorganisasi/
  2. http://www.sriudin.com/2010/04/tipe-gaya-kepemimpinan.html
  3. http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?isiblog&1253275195&&&1036006290&&1351745423&ayur001
  4. http://communicator12.blogspot.com/2009/09/pengertian-kepemimpinan-dan-faktor.html

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Pengambilan keputusan adalah menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara bersama – sama. Keputusan terdiri dari :
• Keputusan Strategis
Yaitu keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
• Keputusan Taktis
Keputusan yang diambil oleh manajement menengah.
• Keputusan Operasional
Keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.

Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
• Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
• Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
• Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.

Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
• Proses pencarian/penemuan tujuan
• Formulasi tujuan
• Pemilihan Alternatif
• Mengevaluasi hasil-hasil

Dasar-Dasar Dalam Mengambil Keputusan

Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung oleh informasi yang tepat (accurate), benar(reliable) dan tepat waktu (timeliness). Ada beberapa landasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang sangat bergantung dari permasalahan itu sendiri. Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :

1. Intuisi

Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.

Keuntungan :

a. waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek

b. untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya

c. kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.

Kelemahan:

a. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.

b. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.

c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.

2. Pengalaman

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.

3. Fakta

Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

4. Wewenang

Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan :

a. Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa

b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama

c. Memiliki daya autentisitas yang tinggi

Kelemahan:

a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas

b. Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial

c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan

 5. Logika

Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. kejelasan masalah

b. orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai

c.pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya

d. preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria

e. hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal

. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu :

Internal Organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi dsb.

    Eksternal Organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum,dsb.

    Ketersediaan informasi yang diperlukan

    Kepribadian dan kecapakan pengambil keputusan,

Sumber :

  1. http://wahid-bismania.blogspot.com/2011/11/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
  2. http://pelatihanguru.net/dasar-dasar-pengambilan-keputusan

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK

Pengertian dan Karakteristik Kelompok

1.      Pengertian Kelompok

Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yg terlibat dalam interaksi pada suatu pertemuan tatap muka, di mana setiap anggota mendapat kesan yg jelas, sehingga seseorang baik di saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dpt memberikan tanggapan kepada yang lainnya.

Menurut ADLER & RODMAN, Kelompok adalah sekumpulan kecil orang yg saling berinteraksi, biasanya tatap muka dlm waktu yg lama guna mencapai tujuan tertentu. Ada 4 elemen kelompok yaitu: interaksi, waktu, ukuran, tujuan.

2.   Karakteristik Kelompok

Karakteristik Kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu:

1. Interaksi → Fisik, verbal, nonverbal, emosional

2. Struktur → Pola hubungan yang stabil diantara anggota

– Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki

– Norma : Aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat

– Relasi antar anggota

3. Tujuan

– Intrinsik

– Ekstrinsik (tujuan bersama):

a. Faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga)

b. Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai

4. Groupness → entitavity (kesatuan) : Tingkat dimana kesatuan kekuatan

tunggal menyatu

5. Ketergantungan Dinamis

 

3. Tahapan Pembentukan Kelompok

Tahap-tahap Pembentukan Kelompok

Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada

1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik

dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan.

Teori ini memfokuskan pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari

awal pembentukan kelompok hingga proyek selesai.

Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap kelima yaitu adjourning dan transforming

untuk melengkapi teori ini.

Tahap 1 – Forming

Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok

cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka

belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk

merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.

Tahap 2 – Storming

Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas

yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus

merka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan

seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok saling terbuka dan

mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing.

Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa

kelompok yang mandek pada tahap ini.

Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa

saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok

harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.

Tahap 3 – Norming

Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung

jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan

yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan.

Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring

dengan mereka melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelmpok.

Tahap 4 – Performing

Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan

lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota

kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam

berkomunikasi.

Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak

diambil oleh kelompok.

Tahap 5 – Adjourning dan Transforming

Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan

diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami

perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada

perubahan anggota kelompok.

Keunggulan dari teori ini adalah menjadi suatu pedoman dalam pembentukan suatu

kelompok. Sementara itu keterbatasannya antara lain:

· Model ini didesain untuk menjelaskan tahap-tahap yang terjadi pada kelompok

dengan ukuran kecil

· Pada kenyataannya, proses kelompok tidak linear seperti penjelasan pada teori

Tuckman, namun lebih bersifat siklus.

· Karakteristik tiap tahap tidak selalu saklek seperti itu. Karena model ini

berkaitan dengan perilaku manusia, maka kadang tidak jelas ketika sebuah

kelompok berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya. Mungkin saja terjadi

tumpang tindih antar tahap tersebut.

· Model ini tidak memperhitungkan peranan yang harus diambil individu dalam

kelompok

· Tidak ada pedoman mengenai jangka waktu mengenai perpindahan dari satu

tahap ke tahap lainnya.

4. Kekuatan Team Work

Teamwork disini artinya kemampuan bekerjasama untuk menuju satu visi yang sama dan hal ini hal ini hanya akan terbangun jika setiap individu dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri. Tiap individu atau tiap unit memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork yang efektif, tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama dan menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara positif.

Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat :

1. Jangan bersikap individualistis.
Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan.

2. Berikan kontribusi
Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan.

3. Bersikap fleksibel
Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan.

4. Komunikasi
Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya.

5. Komitmen
Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin.

6. Kepercayaan dan Saling Menghargai
Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

7. Patuhilah Pemimpin
Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah.

 

Sumber:

  1. Wikipedia, 12MANAGE, The Team Building Company
  2. http://veratogatorop.blogspot.com/2010/10/karakteristik-kelompok.html
  3. http://muhadiassaf.blogspot.com/2011/07/kekuatan-team-work.html

Tugas Bahasa Indonesia 1 ke 4 contoh dalam kalimat beberapa perhubungan makna seperti sinonim, hiponimi, homonimi, polisemi, dan antonimi.

contoh dalam kalimat beberapa perhubungan makna seperti sinonim, hiponimi, homonimi, polisemi, dan antonimi.

JAWABAN :

  1. Sinonim
    Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. 

    Contoh :

    • Bertemu = Berjumpa
      – Kemarin saya bertemu dengan teman lama dan hari ini saya berjumpa lagi dengannya.
    • Mati = Meninggal
      – Saat banyak unggas yang mati mendadak ada warga yang meninggal akibat terjangkit wabah flu burung.
    • Binatang = Hewan
      – Ikan adalah binatang yang hidup di air.
      – Kanguru adalah hewan mamalia khas Australia.

 

  1. Hiponimi
    Menyatakan hubungan hierarkis. 
    Contoh :

Hewan : Gorila, Harimau, Kera, Gajah, Kuda Nil.

Di Kebun Binatang Ragunan kita dapat melihat ragam jenis hewan, seperti Gorila, Harimau, Kera, Gajah dan Kuda Nil.

Contohnya adalah kata “rasa”.
Buah mangga milik pamanku mempunyai dua rasa yang berbeda yaitu asam dan manis.

 

 

  1. Homonimi
    Homonimi adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. 

    Contoh Homograf : Bisa.

    • Bisa = Mampu.
      Agar bisa lulus ujian akhir banyak siswa yang mengikuti les tambahan .
    • Bisa = racun.
      Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti.

Contoh Homofon : Masa dengan Massa.

    • Masa = Waktu.
      Pada masa pemerintah Presiden SBY banyak pejabat yang terjerat kasus korupsi.
    • Massa = Masyarakat Umum.
      Massa pendemo mulai bergerak ke arah Istana Negara.

 

  1. Polisemi
    Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata “kepala” dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher. 

    Contoh :

    • Kepala sekolah SMP 17 menjadi inspektur upacara bendera tanggal 17 Agustus tahun ini. (kepala bermakna pemimpin). 
    • Akibat penyakit hidrosepalus kepala bayi malang itu membesar. (kepala berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas). 
    • Kepala surat pengumuman sedang dibuat sekretaris. (kepala berarti bagian dari surat).

 

  1. Antonimi
    Perhubungan makna yang terdapat antara sinonimi, homonimi, hiponimi, atau polisemi, bertalian dengan kesamaan-kesamaan; antonimi, sebaliknya, dipakai untuk menyebut makna-makna yang berlawanan. Bentuk-bentuk seperti laki-laki dan hidup masing-masing berantonim dengan perempuan dan mati. Dan kata-kata yang berlawanan makna itu disebut mempunyai perhubungan yang bersifat antonimi.Atau dengan kata lain Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata. 

    Contoh :

    • Pria >< Wanita
      – Pria seharusnya menjadi pelindung bagi wanita .

Kaya >< Miskin
– Orang kaya maupun orang miskin sama dihadapan Tuhan.

Tugas Bahasa Indonesia 1 Ke 3 Membuat Undangan

Depok, 04 November 2011

No                : 013/UKPTI/ALH12/UG/11
Perihal       : Undangan Rapat
Lampiran   : –

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dosen  Universitas Gunadarma
di-
tempat

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan akan diselanggarakannya acara seminar nasional yang akan dilaksankan di Univeristas Gunadarma dengan tema “Uni Kolaborasi Antara Perguruan Tinggi dan Industri Dalam Meningkatkan Daya Saing Lululusan”.

Maka dengan ini, kami mengundang seluruh Dosen Universitas Gunadarma, untuk hadir pada acara rapat yang akan membahas mengenai acara seminar nasional tersebut pada pokok surat undangan, acara rapat tersebut akan dilaksanakan pada:

Hari                  : Kamis
Tanggal           : 28 April 2011
Waktu             : 09.00 WIB
Tempat            : Auditorium UG gd 4 lt 6, Depok

Mengingat pentingnya acara tersebut, maka kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu hadir tepat pada waktunya.

Demikian surat undangan ini kami buat, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Subekti
(Ketua Panitia)

TI Indonesia Jadi Panutan

Indonesia dijadikan salah satu panutan dalam pemberdayaan masyarakat lewat teknologi informasi (TI). Indonesia adalah satu-satunya contoh dari Asia Pasifik. 

Demikian disampaikan penggiat TI Onno W Purbo, kepada detikINET, Sabtu (20/11/2010). Ia mengatakan, contoh dari Indonesia adalah satu-satunya yang mewakili Asia Pasifik dalam Journal Information Technologies & International Developments edisi khusus 2010. 

“Di sana dijelaskan strategi pemberdayaan masyarakat berbasis IT yang bersifat bottom up, tidak tergantung pada utangan dan pemerintah. Lebih banyak bertumpu pada pemandaian masyarakat dan wanita,” tutur pria yang akrab disapa Kang Onno itu. 

Dalam jurnal tersebut, Indonesia dimuat dalam sebuah tulisan bertajuk ‘The Foundation of Cultural Changes in Indonesia‘. Tulisan itu ditulis bersama Onno W Purbo dan Matthew Walton dari International Development Research Centre, Kanada. 

“Meski masih pada tahap awal, kisah Indonesia dan internet adalah hal yang berbeda dibandingkan negara lain di dunia. (Indonesia) didasarkan pada memiliki pengetahuan yang tepat, inovasi dengan solusi sederhana dan menciptakan keterbukaan,” sebut bagian kesimpulan dalam tulisan itu. 

“Lebih penting lagi, gerakan di Indonesia ini adalah soal memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk bisa mengakses peluang itu sendiri, daripada sekadar menunggu disuapi orang lain,” lanjut mereka.

Perkembangan TI di Indonesia cenderung meningkat pada saat ini, dari tulisan diatas saya berpendapat bahwa Indonesia dijadikan salah satu panutan dalam pemberdayaan masyarakat lewat teknologi informasi (TI) di Asia Pasifik karena bangsa ini sudah memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk bisa mengakses peluang itu sendiri, sehingga memiliki pengetahuan yang tepat dalam berinovasi dan menciptakan solusi sederhana dalam kehidupannya.

Sumber: detiknet